Minggu, 23 Maret 2014

Konsep Pendapatan Nasional


Masih ingatkah kamu, bahwa tolok ukur yang paling baik untuk menunjukkan keberhasilan ekonomi suatu negara adalah pendapatan nasional (produksi nasional), tingkat kesempatan kerja, tingkat harga barang, dan posisi neraca pembayaran luar negeri, serta pendapatan per kapitanya.

Jika faktor-faktor yang memengaruhi tersebut menunjukkan posisi yang sangat menguntungkan atau positif, maka tingkat keberhasilan atau tingkat kemajuan ekonomi suatu negara akan mudah tercapai. Dari berbagai tolok ukur tersebut, yang menjadi pokok bahasan kali ini adalah pendapatan nasional (national income) atau produksi nasional (national product). Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat/pemilik faktor produksi suatu negara selama kurun waktu tertentu (biasanya digunakan ukuran waktu 1 tahun). Bila kita lihat kembali pada materi pokok tentang arus lingkaran kegiatan ekonomi, rumah tangga konsumsi menyerahkan jasa faktor produksi kepada perusahaan dan mereka akan menerima pendapatan berupa sewa sebagai balas jasa tanah, upah dan gaji sebagai balas jasa tenaga, bunga sebagai balas jasa modal, dan laba usaha atau keuntungan sebagai balas jasa pengusaha. Jadi semua pendapatan sebagai balas jasa atas penyerahan faktor produksi disebut pendapatan nasional.

Wawasan Ekonomi
Taraf hidup rata-rata suatu negara ditentukan oleh pendapatan per kapita, yaitu pendapatan rata-rata tiap-tiap orang dalam satu tahun.

1. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional dapat dihitung sesuai data yang terkumpul dari fakta yang ada di masyarakat. Penghitungan pendapatan nasional harus dilakukan secara cermat dan akurat karena sangat penting artinya bagi masyarakat. Ada tiga pendekatan dalam menghitung pendapatan nasional, yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran. Marilah kita membahas masing-masing pendekatan tersebut lebih mendalam.

a. Pendapatan Nasional dari Pendekatan Produksi (Product Approach)
Dengan pendekatan produksi, penghitungan pendapatannasional dilakukan dengan cara mengumpulkan data tentang hasil akhir barang-barang dan jasa-jasa untuk suatu periode tertentu dari semua unit produksi yang menghasilkan barangbarang dan jasa-jasa tersebut. Jadi pendapatan nasional menurut pendekatan produksi adalah jumlah nilai tambah semua barang dan jasa selama satu tahun. Barang dan jasa yang dimaksud adalah barang terakhir (final goods) atau barang jadi (finished goods), artinya barang yang langsung dapat diterima konsumen.

b. Pendapatan Nasional dari Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Ditinjau dari pendekatan pendapatan, penghitungan pendapatan nasional dilakukan dengan cara mengumpulkan data pendapatan yang diperoleh oleh rumah tangga keluarga. Atau dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu masyarakat selama satu tahun. Pendapatan ini berupa sewa, upah dan gaji, bunga, dan laba usaha.
c. Pendapatan Nasional dari Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
Ditinjau dari pendekatan pengeluaran, penghitungan pendapatan nasional dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh masyarakat dalam perekonomian, sektor konsumen, perusahaan (investasi), pemerintah dan sektor perdagangan luar negeri. Atau dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran/belanja masyarakat dalam kurun waktu satu tahun.

2. Komponen Pendapatan Nasional
Oleh karena penentuan pendapatan nasional suatu negara dihitung melalui tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan pengeluaran, maka komponen yang diperhitungkan dalam pendapatan nasional juga terdapat perbedaan.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini diuraikan komponen pendapatan nasional yang ditinjau dari tiga sisi.

a. Komponen Pendapatan Nasional dari Sisi Produksi
Sebagaimana kamu ketahui, penghitungan pendapatan nasional dengan metode produksi dilakukan dengan menjumlahkan nilai tambah semua barang-barang dan jasajasa. Ambil saja contoh produk ke-1 ditandai dengan Q1, produk ke-2 ditandai Q2, maka produk ke-n ditandai dengan Qn. Dan bila produk tersebut dijual kepada konsumen, maka harga jual produk ke-1 ditandai dengan P1, harga produk ke-2 ditandai dengan P2, dan harga produk ke-n ditandai dengan Pn, Dari berbagai identifikasi kompopnen di atas akan dihasilkan bentuk persamaan sebagai berikut.

Jadi komponen pendapatan nasional dari sisi produksi, yaitu: macam produk, jumlah produk yang terjual dari berbagai macam produk, dan harga jual produk. Secara singkat dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
PN= pendapatan nasional
Pn = harga jual suatu produk
Qn = hasil produksi









Contoh penghitungan nilai tambah produksi tampak pada tabel berikut ini.

Dari barang-barang hasil produksi, dapat ditentukan pendapatan nasional.
Sumber: Warta Ekonomi,17 Februari 2006.
b. Komponen Pendapatan Nasional dari Sisi Pengeluaran
Dari sisi pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan pengeluaran (expenditure) masing-masing sektor perekonomian berikut ini.

1) Sektor keluarga atau sektor konsumen
Pengeluaran yang dilakukan oleh sektor keluarga disebut pengeluaran untuk konsumsi (consumption expenditure).

2) Sektor perusahaan atau sektor produsen
Pengeluaran yang dilakukan oleh sektor perusahaan akan membentuk apa yang disebut investasi (investment expenditure).

3) Sektor pemerintah
Pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah disebut pengeluaran pembelian pemerintah (government expenditure).

4) Sektor perdagangan luar negeri
Pengeluaran dari sektor luar negeri disebut ekspor neto, yakni selisih antara jumlah ekspor dikurangi dengan jumlah impor. Perhatikan tabel nilai ekspor berikut ini.

Perkembangan nilai ekspor 11 komoditi utama industri dan pertambangan Indonesia tahun 2004, 2005 (Januari–Mei)
2005 dan 2006 (dalam juta dollar AS). Sumber: BPS (diolah Ditjen Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan, dengan HS dua digit) Keterangan: *) Angka sementara

Adapun komponen pendapatan nasional dari sisi pengeluaran meliputi berikut ini.
 
1) Pengeluaran konsumsi (C), meliputi semua pengeluaran rumah tangga keluarga dan perseorangan serta lembaga swasta bukan perusahaan untuk membeli barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan.

2) Pengeluaran investasi (I) meliputi semua pengeluaran domestik (dalam negeri) yang dilakukan oleh swasta untuk mendirikan bangunan, mesin-mesin, perlengkapan, dan jumlah persediaan perusahaan.

3) Pengeluaran pembelian pemerintah (G), terdiri pembayaran pensiun, beasiswa, subsidi dalam berbagai bentuk, dan transfer pemerintah.

Kegiatan ekspor dan impor merupakan salah satu komponen pendapatan
nasional dari sisi pengeluaran.
4) Ekspor neto (X–M), meliputi keseluruhan jumlah barang dan jasa yang diekspor dan diimpor. Jika ekspor lebih besar dari impor, maka ekspor neto bertanda positif (+). Sebaliknya bila ekspor lebih kecil dari impor, maka ekspor neto bertanda negatif (–).

Bila komponen-komponen tersebut dituliskan dalam bentuk persamaan, maka akan tampak sebagai berikut.

Keterangan:
GNP = Gross National Product atau Pendapatan Nasional Bruto (PNB)
C = pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa
I = pengeluaran untuk investasi
G = pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa
X = nilai barang ekspor
M = nilai barang impor
X – M = ekspor neto

Berikut ini tabel contoh penghitungan pendapatan nasional dari sisi pengeluaran.

c. Komponen Pendapatan Nasional dari Sisi Pendapatan
Dari sisi pendapatan, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi, yang terdiri atas sewa, upah dan gaji, bunga, dan laba.

Jadi, komponen pendapatan nasional dari sisi pendapatan adalah:
1) sewa (rent income) atau disingkat r,
2) upah dan gaji (wage and salary income) atau disingkat w,
3) bunga (interest income) atau disingkat i, dan
4) laba usaha (profit income) atau disingkat p.
 
Dalam bentuk persamaan dapat dirumuskan sebagai berikut.
Berikut ini tabel contoh penghitungan pendapatan nasional dari sisi pendapatan.

d. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Nasional
Setiap komponen pendapatan nasional suatu negara sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pihak pembeli dan pihak penjual.

1) Pihak pembeli atau konsumen, artinya pendapatan yang diterima oleh setiap konsumen dikeluarkan kembali untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/produsen. Pengeluaran untuk pembelian tersebut dinamakan pengeluaran konsumsi (C = consumption), dan pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi dinamakan tabungan (S = saving). Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa:
Keterangan:
Y = Tingkat pendapatan
C = Tingkat konsumsi
S = Tingkat tabungan

2) Pihak penjual atau produsen, artinya barang-barang yang dihasilkan oleh produsen terdiri atas barang-barang konsumsi atau consumption (C) dan barang-barang modal atau investasi (I). Barang modal yang dimaksud di antaranya gedung, pabrik, jalan, alat angkut, mesin, dan barang konsumsi persediaan.

Dengan demikian pendapatan nasional dari pihak produsen dapat dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
Y = tingkat pendapatan
C = tingkat konsumsi
I = tingkat investasi

Dari kedua rumus tersebut dapat dianalisis, apabila nilai Y tetap dan terjadi peningkatan nilai C, maka hal ini berarti menurunkan nilai S sebesar kenaikan C. Sementara itu apabila I meningkat dan C tetap, maka dapat dipastikan Y nilainya naik. Dengan demikian S nilainya juga meningkat, masingmasing sebesar kenaikan I. Jadi, dapat disimpulkan bahwa besarnya I selalu diikuti oleh besarnya S, atau dapat dikatakan besarnya S sama dengan besarnya I. Bila ditulis akan didapat rumus berikut ini.
Grafik investasi dalam negeri Indonesia tahun
2001–2005.
Sumber: Tempo, 14 Agustus 2006
3. Cara Penghitungan Pendapatan Nasional
Dalam penghitungan pendapatan nasional suatu negara dikenal beberapa konsep pendapatan nasional, di antaranya sebagai berikut.

a. Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah seluruh produksi yang dihasilkan masyarakat, baik masyarakat asing yang berada di dalam negeri, maupun masyarakat nasional dalam waktu satu tahun.

b. Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB) adalah jumlah seluruh produk yang dihasilkan oleh masyarakat suatu negara tanpa menghitung produk yang dihasilkan oleh masyarakat asing di dalam negeri dalam waktu satu tahun.

c. Nett National Product (NNP) atau Produk Nasional Bersih adalah GNP setelah dengan penyusutan dan perbaikan barang modal.

d. Net National Income (NNI) atau Pendapatan Nasional Bersih adalah NNP setelah dikurangi pajak tidak langsung, yang merupakan pendapatan nasional yang dihitung berdasarkan balas jasa yang diterima para pemilik faktor produksi.

e. Personal Income (PI) atau pendapatan perseorangan adalahNNI dikurangi dengan dana sosial, pajak perusahaan, laba yang ditahan dan ditambah transfer payment pemerintah. Transfer payment (pembayaran tambahan) yang merupakan pendapatan yang diterima oleh masyarakat atau rumah tangga.

f. Disposible Income (DI) atau pendapatan yang siapdibelanjakan adalah pendapatan yang benar-benar diterima oleh masyarakat dan siap untuk dibelanjakan.

DI dipergunakan untuk dua sektor, yaitu:
- saving (tabungan) adalah pendapatan yang tidak dikonsumsi,
- consumption (konsumsi) adalah pendapatan yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau seseorang.

Besar DI yaitu PI dikurangi pajak langsung/pajak personal/ pajak perseorangan.
 
Untuk memberikan gambaran tentang penghitungan pendapatan nasional, di bawah ini diberikan contoh cara menghitung pendapatan nasional pada suatu negara. Angka berikut hanya merupakan contoh saja, agar memudahkan cara berpikir.
Untuk lebih memperjelas gambaran tentang besarnya PDB negara Indonesia, berikut ini disajikan data pertumbuhan PDB dari tahun 1999 sampai dengan 2004.

Laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto atas dasar harga konstan 1993 menurut lapangan usaha tahun 1999–2004 (persen). Sumber: BPS, Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2004 (data diolah dalam persen). Catatan: *) Angka sementara. **) Angka sangat sementara.
4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto merupakan produksi yang dihasilkan oleh suatu masyarakat yang berada di daerah/regional tertentu dalam kurun waktu 1 tahun. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi yang memuat berbagai instrumen ekonomi yang di dalamnya terlihat dengan jelas keadaan makro ekonomi suatu daerah dengan pertumbuhan ekonominya, pendapatan per kapita, dan berbagai instrumen lainnya. Dengan adanya data-data tersebut akan sangat membantu pengambil kebijakan dalam perencanaan dan evaluasi sehingga pembangunan tidak salah arah. Angka PDRB sangat dibutuhkan dan perlu disajikan, karena selain dapat dipakai sebagai bahan analisis perencanaan pembangunan juga merupakan barometer untuk mengukur hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang Produk Domestik Regional Bruto, berikut ini disajikan PDRB untuk Kota Semarang.

5. Distribusi Pendapatan Nasional
Distribusi pendapatan nasional merupakan unsur penting untuk mengetahui tinggi rendahnya kesejahteraan atau kemakmuran suatu negara. Distribusi pendapatan yang merata kepada masyarakat akan mampu menciptakan perubahan dan perbaikan, seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan sebagainya. Sebaliknya distribusi pendapatan yang tidak merata perubahan atau perbaikan suatu negara tidak akan tercapai. Hal seperti inilah yang akan menunjukkan adanya ketimpangan distribusi pendapatan.
 
Berikut adalah data penduduk miskin perkotaan dan pedesaan di Indonesia.

Grafik tentang data penduduk miskin (kota & desa) tahun 1996–2005.
Sumber: Susenas

Wawasan Ekonomi
Penghitungan distribusi pendapatan dan indeks Gini di Indonesia dilakukan dengan menggunakan data pengeluaran. Distribusi pendapatan merupakan salah satu aspek penting berkaitan dengan kemiskinan.

Untuk mengetahui tingkat pemerataan distribusi pendapatan suatu negara dapat diketahui dari grafik yang dinamakan Kurva Lorenz, artinya kurva yang menggambarkan hubungan antara distribusi jumlah penduduk dengan distribusi pendapatan. Sedangkan indikator untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan adalah Koefisien Gini atau Indeks Gini. Semakin tinggi atau besar indeks Gini, semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya (distribusi pendapatannya tidak merata). Begitu pula bila semakin kecil indeks Gini semakin rendah tingkat ketidakmerataannya (distribusi pendapatannya semakin merata). Untuk lebih jelasnya, perhatikan Kurva Lorenz pada Gambar berikut.

Kurva Lorenz.
Sumbu tegak (vertikal) pada Kurva Lorenz menunjukkan persentase jumlah pendapatan dan sumbu mendatar (horizontal) menunjukkan persentase jumlah penduduk. Kurva Lorenz ditunjukkan oleh garis lengkung OA. Garis diagonal OA merupakan garis kemerataan sempurna artinya persentase jumlah penduduk sama dengan persentase penerimaan pendapatan. Semakin jauh jarak garis Kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi ketimpangannya dan semakin dekat garis Kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi pendapatan. Adapun kriteria nilai indeks Gini atau koefisien Gini dapat kamu lihat pada tabel berikut.

Kriteria nilai Indeks Gini atau Koefisien Gini.

Jumat, 21 Maret 2014

Materi Ekonomi Pembangunan





HAMBATAN PEMBANGUNAN :
FAKTOR DALAM NEGERI

          Berikut  lima aspek dari teori yang menjelaskan tentang bentuk-bentuk hambatan tersebut: teori-teori tersebut adalah:
1.      Analisis mengenai perkembangn penduduk terhadap beberapa aspek dalam pembangunan ekonomi.
2.      Efek dualisme sosial dan teknologi terhadap mekanisme pasar dan penggunaan tenaga kerja.
3.      Lingkaran perangkap kemiskinan ( the vicious circle of poverty) sebagai faktor yang mengekalkan keterbelakangan.
4.      Struktur ekspor yang berupa bahan mentah dan efeknya kepada kemungkinan mewujudkan pembangunan.
5.      Proses sebab-akibat kumulatif ( the circular cumulatif causation) dan efeknya kepada daerah yang lebih miskin.

Tiga analisis yang pertama merupakan analisis atas masalah-masalah yang ditimbulkan oleh faktor-faktor di dalam negeri. Dua teori lainnya menjelaskan masalah-masalah yang di akibatkan oleh keadaan-keadaan di luar negeri.



SPERANGKAP PENDUDUK: EFEK PERKEMBANGAN PENDUDUK TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN
            Efek positif perkembangan penduduk
            Ahli-ahli ekonomi pada umumnya sependapat bahwa perkembangan penduduk dapat menjadi faktor pendorong dan penghambat pembangunan. Ia dipandang sebagai faktor pendorong karena, pertama,  perkembangan itu memungkinkan pertambahan tenaga kerja dari masa ke masa. Selanjutnya, pertambahan penduduk dan pemberian pendidikan kepada mereka sebelum menjadi tenaga kerja, memungkinkan sesuatu masyarakat memperoleh bukan saja tenaga kerja yang ahli, akan tetapi juga kelompok tenaga terampil,terdidik, dan entrepreneur  yang berpendidikan. Biasanya ketiga kelompok tenaga kerja yang disebutkan belakangan ini lebih besar jumlahnya apabila tingkat pembangunan bertambah tinggi.

Efek negatif perkembangan penduduk
Akibat buruk yang mungkin ditimbulkan oleh pakan tercipta perkembangan penduduk terhadap pembangunan apabila produktivitas sektor produksi sangat rendah dan dalam masyarakat terdapat banyak pengangguran. Dengan adanya kedua keadaan ini, pertambahan penduduk tidak akan menaikkan produksi secara signifikan. Yang lebih buruk lagi, masalah pengangguran akan menjadi bertambah serius. Disamping itu produktivitas yang sangat rendah akan menyebabkan perkembangan produksi pertanian yang sangat rendah pula. Hal ini menurunkan tingkat pendapatan perkapita. Dan akhirnya dalam keadaan penduduk telah sangat berlebihan jumlahnya, pertambahan penduduk menimbulkan implikasi yang kurang menguntungkan terhadap tingkat tabungan, kemampuan mengekspor dan beberapa faktor lain yang mempengaruhi laju pembangunan. Di negara berkembang perkembangan penduduk di negara berkembang merupakan penghambat pembangunan ekonomi. Pengangguran yang tinggi, yingkat pendapatan per kapita yang rendah, jaringan pengangkutan yang masih belum sempurna, kekurangan tenaga terdidik dan entrepreneur, dan terbatasnya dana untuk penanaman modal merupakan beberapa ciri penting negara berkembang yang menyebabkan pertambahan penduduk lebih merupakan penghambat pertumbuhan ekonomi.
Teori Nelson: Pembangunan dan Perangkap Penduduk
Analisis pengaruh langsung petambahan penduduk kepada perkembangan tingkat kesejahtraan di lakukan oleh Nelson dan Leibenstein.Menurun pendapat Nelson , lajunya pertambahan penduduk tidak selalu sama pada berbagai tingkat pendapatan. Pada tingkat pendapatan perkapita yang sangat rendah tingkat kematian lebih besar dari pada tingkat kelahiran, maka pertambahan penduduk adalah negatif. Pada pendapatan perkapita yang lebih tinggi tingkat kematian akan menurun, akan tetapi tingkat kelahiran tidak berubah. Maka dari itu makin tinggi tingkat pendapatan perkapita makin kecil tingkat kemunduran penduduk.Tingkat penanaman modal merupakan faktor yang menentukan lajunya tingkat pertambahan pendapatan nasional. Teori Nelson tlah menyatakan pada pendapatan perkapita yang rendah tabungan adalah negatif.
Efek Tak Langsung Perkembangan penduduk terhadap Pembangunan
Berbaagai analisis yang di kemukakanterutama menunjukan pengaruh pertambahan penduduk yang pesat kepada:
-          Kemampuan masyarakat untuk menabung.
-          Corak penanaman modal yang akan di lakukan.
-          Pemerataan pendapatan.
-          Strategi pemilihan teknologi yang akan di gunakan.
-          Keperluan untuk mempercepat kenaiakn produksi bahan makanan.
-          Perkembangan perdagangan luar negeri.
 Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Tabungan
          Salah satu kesimpulan yang dapat di tarik dari Nelson adalah bahwa suatu masyarakat dapat melepaskan dirinya dari  the low level equilibrium traf   dengan memperbesar  tingkat penantaaman modalnya sehingga menimbulkan pertambahan pendapatan nasional yang lebih besar dari tambahan penduduk .untuk menaikkan penanaman modal haruslah tercipta kenaikan tabungan .
 Pertambahan penduduk dan penanaman modal
Mengenai pegaruh pertambangan pendududk yang sangat cepat terhadap corak penananman modal ahli-ahli ekonomi  sepenuhnya sependapat bahwa keadaan tersebut akan mengakibatkan bebrapa perubahan yang tidak menguntungkan struktur penanaman modal yang dilaksanakan oleh negara berkembang .pertambahan penduduk yang pesat mengakibatkan proporsi penduduk muda lebih besar. Keadaan ini mengharskan emerinth melakukan oenanaman modal yang lbih besar untk pendidikan . selanjutnya ia menimbulkan pula keharusan untuk mempercepat pengembangan fasilitas-fasilitas yang diperlukan guna memperbaiki tingkt kesehatan masyarakat.
Pertambahan penduduk dan pemerataan penduduk
     Perkembangan penduduk yang tinggi selanjutnya menghambat negara berkembang  untuk mencapai salah satu tujuan penting pembangunan ekonomi ,yaitu pemerataan pendapatan .pertambahan penduduk yang tinggi akan menyebabkan jurang yang sudah ada diantara beberapa goolongan masyrakat  menjadi bertambaah lebar .
1.      Disatu pihak pengangguran yang terlalu besar jumlahnya cenderung untuk mempertahankan tingkat upah pekerja oada tingkat  upah yang sangat rendah.
2.      Pertambahan penduduk didaerah pertanian menimbulkan pengangguraan terselelubung yang lebih serius dan keadaan ini akan menybabkan pendapatan rata-rata petani miskin semakin rendah.
3.      Kekurangan kesempatan kerja di dea-desa memperderas arus urbanisasi ke kota-kota besar dan hal ini menimbulkan pertumbuan kota yang terlalu cepat

Pertambahan Penduduk dan Pemilihan Teknologi
         Aspek lain yang selalu di kemukakan oleh ahli-ahli ekonomi sebagai akibat negatif pertambahan penduduk adalah pemilihan teknologi yang tepat guna untuk pembsangunan. Secara umum dapat di katakan bahwa makin tinggi teknologi yang di gunakan makin besar kemampuannya untuk memperbesar tingkat produksi dan mempercepat pembangunan ekonomi. Dari sudut ini dapatlah di katakan bahwa sala satu langkah yang perlu di laksanakan untuk membangun suatu perekonomian adalah dengan mengembangkan pemakaian teknologi yang modern atau tepat guna. Teknologi yang di gunakan di berbagai industri dan sektor dipilih sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja yang cukup tanpa mengurangi lajunya tingkat pertumbuhan ekonomi.
Pertambahan Penduduk dan Kebutuhan Pangan
          Berbagai kalangan , termasuk badan-badan internasional, telah membuat prediksi tentang impikasi perkembangan penduduk terhadap pertumbuhan peningkatan produksi bahan makanan. Prediksi tersebut memberikan gambaran yang sangat menyedihkan. Hal ini misalnya di tujukan oleh salah satu hasil penyelidikan  yang di lakukan oleh Food and Agriculture Organization. Menurut penyelidikan tersebut pada akhir abad ke-20 penduduk dunia akan menjadi lebih besar dua kali lipat dari permulaan tahun 1960-an. Untuk memenuhi keperluan bahan makanan penduduk yang bertambah besar ini, produksi harus menjadi tiga kali lipat dari tahun 1960-an.
Perkembangan Penduduk dan Neraca Pembayaran
       Akhirnya, segolongan ahli ekonomi menunjukan pula akibat buruk pembangunan penduduk terhadap kegiatan ekspor, inpor dan rencana pembayaran negara berkembang. Hal yang terjadi menunjukan bahwa di satu pihak pertambahan penduduk yang pesat dapat mengurangi jumlah ekspor, dan di lain pihak ia dapat menambah jumlah impor. Perkembangan penduduk dapat menurunkan jumlah ekspor karena,
1.      Tanah yang pada mulanya di gunakan untuk memproduksi bahan-bahan ekspor sekarang di gunakan untuk menghasilkan bahan makanan.
2.      Bahan makanan yang pada mulanya di ekspor sekarang terpaksa di gunakan untuk mmenuhi keperluan dalam negeri.
Efek Dualisme Ekonomi Terhadap Mekanisme Pasar
      Salah satu crri penting daari negara berkembang adalah: perekonomiannya bersifat dualistis. Maksudnya, dalam peerekonomian kegiatan ekonomi dapat di bedakan kepada dua golongan: kegiatan ekonomi modern dan kegiatan ekonomi tradisional. Beberapa pendapat telah di kemukakan tentang akibat yang kurang menguntungkan dariadanya dualism terhadap kemungkinan untuk mengembangkan perekonomian, terutama yang masih menjalankan kegiatan-kegiatan secara tradisional. Analisis-analisis tersebut pada dasarnya mewujudkan bahwa cirri ekonomi yang bersifat dualism tersebut, terutama dualism social dan dualism teknologi, menimbulkan keadaan yangmenyebabkan mekanisme pasar tidak berfungsi secara semestinya.
      Berbagaihambatan yang timbul dari adanya dualisme dalam perekonomian yang baru berkembang bersumber dari pengaruh sector tradisional kepada kehidupan masyarakat dan kegiatan perekonomian. Sebagian besar kegiatan ekonomi negara berkembang yang relative miskin masih menggunakan teknik-teknik yang sangat sederhana dan cara berfikir yang masi kuno.
Masyarakat Tradisional dan Efeknya Kepada Pembangunan
     Dalam suatu maasyaarakat tradisionol pada umumnya terdapat sifat-sifat berikut:
1.      Tarap pendidikansebagian besar masyarakat masih rendah.
2.      Cara hiudup dan berfikir masih di pengaruhi oleh nilai-nilai agama, dan adaat istiadat yang telah di praktekkan secara turun-temurun, dan pandangan hidup fatalis yang menyerahkan diri kepada kekuasaan alam semesta dan Tuhan, dan
3.      Hubungan social di antara berbagai golongan masyarakat masih bersifat feudal. Berbagai ciri ini sangat mempengaruhi prospek pembangunan ekonomi suatu negara.
Ketidak seimbangan pasar di timbulkan oleh kekurangan pengetahuan masyarakat tentang keadaan pasar. Para pekerja tidak mengetahui adanya kesempatan kerja yang lebih baik di sector atau di daerah lain, para petani tidak mengetahui adany acara-cara berproduksi yang lebih baik dan para pengusaha tidak tahu adanya kemungkinan untuk mengembangkan pasar  di dalam negeri maupun di luaar negeri.
Efek Dualisme Teknologi
     Di samping pengaruh dualism soaial yang menghambat pertumbuhan ekonomi di atas, selanjutnya dinyatakan pula tentang dualism teknologi yang dapat menimbulkan dua keadaaan yang mungkin mempengaruhi lajunya tingkat pembangunan ekonomi.
1.      Di dalam keadaan di mana dualism teknologi sebagai akibat demikiannya modal asing atas sector modern, sebagian besar keuntungan yang diperolehkan di bawah ke luar negeri.
2.      Dan yang lebih serius akibat dari yang pertama, dulisme teknologi akan:
a.       Membatasi kemampuan sector modern untuk meembuka kesempatan kerja.
b.      Membatasi kemampuan sector pertanian untuk berkembang dan
c.       Memperburuk masalah pengangguran.  
Efek lingkaran perangkap kemiskinan terhadap pembangunan ekonomi
Yang dimaksud dengan lingkaran perangkap kemiskinan, adalah serangkaian kekuatan yang saling mempengaruhi secara sedemikian rupa sehingga menimbulkan keadaan dimana suatu negara akan tetap miskin dan akan tetap mengalami kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi. Teori ini terutama dikaitkan kepada nama Nurkse, seorang ahli ekonomi yang merintis penelaahan mengenai masalah pembentukan modal di negara berkembang. Nurkse mengemukakan teorinya tersebut sebagai suatu landasan untuk menjelaskan tentang perlunya dilaksanakan strategi pembangunan seimbang di negara berkembang. Disatu pihak pembentukan modal ditentukan oleh tingkat tabungan, dan di lain pihak perangsang untuk menanam modal. Di negara berkembang kedua faktor itu tidak memungkinkan dilaksanakannya tingkat pembentukan modal yang tinggi. Jadi menurut pandangan Nurkse, terdapat dua jenis lingkaran perangkap kemiskinan yang menghalangi negara berkembang mencapai tingkat pembangunan yang pesat: dari segi penawaran modal dan dari segi permintaan modal.
Tiga bentuk perangkap kemiskinan
        Dari segi penawaran modal lingkaran perangkap kemiskinan dapat dinyatakan secara berikut. Tingkat pendapatan masyarakat yang rendah, yang di akibatkan oleh tingkat produktivitas yang rendah, menyebabkan kemampuan masyarakat untuk menabung juga rendah. Ini akan menyebabkan tingkat pembentukan modal yang rendah. Keadaan yang terakhir ini selanjutnya akan  menyebabkan suatu negara kekurangan barang modal dan dengan demikian tingkat produktivitas akan tetap rendah dari segi permintaan modal, corak lingkaran perangkap kemiskinan mempunyai bentuk yang agak berbeda.
Hubungan antara ketiga perangkap kemiskinan
      Analisis mengenai penghambat pembangunan yang baru di uraikan, maka pada hakikatnya teori lingakaran perangkap kemiskinan berpendapat bahwa: (i) adanya ketidakmampuan mengerahkan tabungan yang cukup; (ii) kurangnya rangsangan melakukan penanaman modal: dan (iii) rendahnya taraf pendidikan, pengetahuan dan kemahiran  masyarakat, merupakan tiga faktor utama yang menghambat terciptanya pembentukan modal dan perkembangan ekonomi.
Kritik terhadap teori perangkap kemiskinan
     Pandangan yang mengemukakan tentang faktor-faktor yang menhambat pembangunan dalam bentuk lingkaran perangkap kemiskinantelah di kritik oleh Bauer. Ia sama sekali tidak dapat menerima pandangan-pandangan yang di nyatakan dalam bentuk teori tersebut. Intinya kritik Bauer mengatakan adalah tidak benar bahwa negara berkembangan terjeratdalam suatu lingkaran perangkap kemiskinan stagnasi. Menurut Bauer pandangan seperti itu mengandung beberapa masalah, yaitu variable-variabel yang di nyatakan atau tersirat yang di pandang sebagai penghambat pembangunan. Oleh Baur ia tetap yakin akan pendapat ahli-ahli ekonomi klasik yang menyatakan bahwa hubungan ekonomi internasional sangat menguntungkan negara-negara yang relative miskin. 
HAMBATAN PEMBANGUNAN
FAKTOR DALAM NEGERI
 Berikut  lima aspek dari teori yang menjelaskan tentang bentuk-bentuk hambatan tersebut: teori-teori tersebut adalah:
6.       Analisis mengenai perkembangn penduduk terhadap beberapa aspek dalam pembangunan ekonomi.
7.       Efek dualisme sosial dan teknologi terhadap mekanisme pasar dan penggunaan tenaga kerja.
8.       Lingkaran perangkap kemiskinan ( the vicious circle of poverty) sebagai faktor yang mengekalkan keterbelakangan.
9.       Struktur ekspor yang berupa bahan mentah dan efeknya kepada kemungkinan mewujudkan pembangunan.
10.   Proses sebab-akibat kumulatif ( the circular cumulatif causation) dan efeknya kepada daerah yang lebih miskin.

Tiga analisis yang pertama merupakan analisis atas masalah-masalah yang ditimbulkan oleh faktor-faktor di dalam negeri. Dua teori lainnya menjelaskan masalah-masalah yang di akibatkan oleh keadaan-keadaan di luar negeri.

v  SPERANGKAP PENDUDUK: EFEK PERKEMBANGAN PENDUDUK TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN
Efek positif perkembangan penduduk
                Ahli-ahli ekonomi pada umumnya sependapat bahwa perkembangan penduduk dapat menjadi faktor pendorong dan penghambat pembangunan. Ia dipandang sebagai faktor pendorong karena, pertama,  perkembangan itu memungkinkan pertambahan tenaga kerja dari masa ke masa. Selanjutnya, pertambahan penduduk dan pemberian pendidikan kepada mereka sebelum menjadi tenaga kerja, memungkinkan sesuatu masyarakat memperoleh bukan saja tenaga kerja yang ahli, akan tetapi juga kelompok tenaga terampil,terdidik, dan entrepreneur  yang berpendidikan. Biasanya ketiga kelompok tenaga kerja yang disebutkan belakangan ini lebih besar jumlahnya apabila tingkat pembangunan bertambah tinggi.

Efek negatif perkembangan penduduk
Akibat buruk yang mungkin ditimbulkan oleh pakan tercipta perkembangan penduduk terhadap pembangunan apabila produktivitas sektor produksi sangat rendah dan dalam masyarakat terdapat banyak pengangguran. Dengan adanya kedua keadaan ini, pertambahan penduduk tidak akan menaikkan produksi secara signifikan. Yang lebih buruk lagi, masalah pengangguran akan menjadi bertambah serius. Disamping itu produktivitas yang sangat rendah akan menyebabkan perkembangan produksi pertanian yang sangat rendah pula. Hal ini menurunkan tingkat pendapatan perkapita. Dan akhirnya dalam keadaan penduduk telah sangat berlebihan jumlahnya, pertambahan penduduk menimbulkan implikasi yang kurang menguntungkan terhadap tingkat tabungan, kemampuan mengekspor dan beberapa faktor lain yang mempengaruhi laju pembangunan. Di negara berkembang perkembangan penduduk di negara berkembang merupakan penghambat pembangunan ekonomi. Pengangguran yang tinggi, yingkat pendapatan per kapita yang rendah, jaringan pengangkutan yang masih belum sempurna, kekurangan tenaga terdidik dan entrepreneur, dan terbatasnya dana untuk penanaman modal merupakan beberapa ciri penting negara berkembang yang menyebabkan pertambahan penduduk lebih merupakan penghambat pertumbuhan ekonomi.
Teori Nelson Pembangunan dan Perangkap Penduduk
Analisis pengaruh langsung petambahan penduduk kepada perkembangan tingkat kesejahtraan di lakukan oleh Nelson dan Leibenstein.Menurun pendapat Nelson , lajunya pertambahan penduduk tidak selalu sama pada berbagai tingkat pendapatan. Pada tingkat pendapatan perkapita yang sangat rendah tingkat kematian lebih besar dari pada tingkat kelahiran, maka pertambahan penduduk adalah negatif. Pada pendapatan perkapita yang lebih tinggi tingkat kematian akan menurun, akan tetapi tingkat kelahiran tidak berubah. Maka dari itu makin tinggi tingkat pendapatan perkapita makin kecil tingkat kemunduran penduduk.Tingkat penanaman modal merupakan faktor yang menentukan lajunya tingkat pertambahan pendapatan nasional. Teori Nelson tlah menyatakan pada pendapatan perkapita yang rendah tabungan adalah negatif.
Efek Tak Langsung Perkembangan penduduk terhadap Pembangunan
Berbaagai analisis yang di kemukakanterutama menunjukan pengaruh pertambahan penduduk yang pesat kepada:
1.       Kemampuan masyarakat untuk menabung.
2.       Corak penanaman modal yang akan di lakukan.
3.       Pemerataan pendapatan.
4.       Strategi pemilihan teknologi yang akan di gunakan.
5.       Keperluan untuk mempercepat kenaiakn produksi bahan makanan.
6.       Perkembangan perdagangan luar negeri.
 Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Tabungan
          Salah satu kesimpulan yang dapat di tarik dari Nelson adalah bahwa suatu masyarakat dapat melepaskan dirinya dari  the low level equilibrium traf   dengan memperbesar  tingkat penantaaman modalnya sehingga menimbulkan pertambahan pendapatan nasional yang lebih besar dari tambahan penduduk .untuk menaikkan penanaman modal haruslah tercipta kenaikan tabungan .
 Pertambahan Penduduk dan Penanaman Modal
Mengenai pegaruh pertambangan pendududk yang sangat cepat terhadap corak penananman modal ahli-ahli ekonomi  sepenuhnya sependapat bahwa keadaan tersebut akan mengakibatkan bebrapa perubahan yang tidak menguntungkan struktur penanaman modal yang dilaksanakan oleh negara berkembang .pertambahan penduduk yang pesat mengakibatkan proporsi penduduk muda lebih besar. Keadaan ini mengharskan emerinth melakukan oenanaman modal yang lbih besar untk pendidikan . selanjutnya ia menimbulkan pula keharusan untuk mempercepat pengembangan fasilitas-fasilitas yang diperlukan guna memperbaiki tingkt kesehatan masyarakat.
Pertambahan penduduk dan pemerataan penduduk
     Perkembangan penduduk yang tinggi selanjutnya menghambat negara berkembang  untuk mencapai salah satu tujuan penting pembangunan ekonomi ,yaitu pemerataan pendapatan .pertambahan penduduk yang tinggi akan menyebabkan jurang yang sudah ada diantara beberapa goolongan masyrakat  menjadi bertambaah lebar .
4.       Disatu pihak pengangguran yang terlalu besar jumlahnya cenderung untuk mempertahankan tingkat upah pekerja oada tingkat  upah yang sangat rendah.
5.       Pertambahan penduduk didaerah pertanian menimbulkan pengangguraan terselelubung yang lebih serius dan keadaan ini akan menybabkan pendapatan rata-rata petani miskin semakin rendah.
6.       Kekurangan kesempatan kerja di dea-desa memperderas arus urbanisasi ke kota-kota besar dan hal ini menimbulkan pertumbuan kota yang terlalu cepat

Pertambahan Penduduk dan Pemilihan Teknologi
         Aspek lain yang selalu di kemukakan oleh ahli-ahli ekonomi sebagai akibat negatif pertambahan penduduk adalah pemilihan teknologi yang tepat guna untuk pembsangunan. Secara umum dapat di katakan bahwa makin tinggi teknologi yang di gunakan makin besar kemampuannya untuk memperbesar tingkat produksi dan mempercepat pembangunan ekonomi. Dari sudut ini dapatlah di katakan bahwa sala satu langkah yang perlu di laksanakan untuk membangun suatu perekonomian adalah dengan mengembangkan pemakaian teknologi yang modern atau tepat guna. Teknologi yang di gunakan di berbagai industri dan sektor dipilih sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja yang cukup tanpa mengurangi lajunya tingkat pertumbuhan ekonomi.
Pertambahan Penduduk dan Kebutuhan Pangan
          Berbagai kalangan , termasuk badan-badan internasional, telah membuat prediksi tentang impikasi perkembangan penduduk terhadap pertumbuhan peningkatan produksi bahan makanan. Prediksi tersebut memberikan gambaran yang sangat menyedihkan. Hal ini misalnya di tujukan oleh salah satu hasil penyelidikan  yang di lakukan oleh Food and Agriculture Organization. Menurut penyelidikan tersebut pada akhir abad ke-20 penduduk dunia akan menjadi lebih besar dua kali lipat dari permulaan tahun 1960-an. Untuk memenuhi keperluan bahan makanan penduduk yang bertambah besar ini, produksi harus menjadi tiga kali lipat dari tahun 1960-an.
Perkembangan Penduduk dan Neraca Pembayaran
       Akhirnya, segolongan ahli ekonomi menunjukan pula akibat buruk pembangunan penduduk terhadap kegiatan ekspor, inpor dan rencana pembayaran negara berkembang. Hal yang terjadi menunjukan bahwa di satu pihak pertambahan penduduk yang pesat dapat mengurangi jumlah ekspor, dan di lain pihak ia dapat menambah jumlah impor. Perkembangan penduduk dapat menurunkan jumlah ekspor karena,


1.       Tanah yang pada mulanya di gunakan untuk memproduksi bahan-bahan ekspor sekarang di gunakan untuk menghasilkan bahan makanan.
2.       Bahan makanan yang pada mulanya di ekspor sekarang terpaksa di gunakan untuk mmenuhi keperluan dalam negeri.
Efek Dualisme Ekonomi Terhadap Mekanisme Pasar
      Salah satu crri penting daari negara berkembang adalah: perekonomiannya bersifat dualistis. Maksudnya, dalam peerekonomian kegiatan ekonomi dapat di bedakan kepada dua golongan: kegiatan ekonomi modern dan kegiatan ekonomi tradisional. Beberapa pendapat telah di kemukakan tentang akibat yang kurang menguntungkan dariadanya dualism terhadap kemungkinan untuk mengembangkan perekonomian, terutama yang masih menjalankan kegiatan-kegiatan secara tradisional. Analisis-analisis tersebut pada dasarnya mewujudkan bahwa cirri ekonomi yang bersifat dualism tersebut, terutama dualism social dan dualism teknologi, menimbulkan keadaan yangmenyebabkan mekanisme pasar tidak berfungsi secara semestinya.
      Berbagaihambatan yang timbul dari adanya dualisme dalam perekonomian yang baru berkembang bersumber dari pengaruh sector tradisional kepada kehidupan masyarakat dan kegiatan perekonomian. Sebagian besar kegiatan ekonomi negara berkembang yang relative miskin masih menggunakan teknik-teknik yang sangat sederhana dan cara berfikir yang masi kuno.
Masyarakat Tradisional dan Efeknya Kepada Pembangunan
Dalam suatu maasyaarakat tradisionol pada umumnya terdapat sifat-sifat berikut:
4.       Tarap pendidikansebagian besar masyarakat masih rendah.
5.       Cara hiudup dan berfikir masih di pengaruhi oleh nilai-nilai agama, dan adaat istiadat yang telah di praktekkan secara turun-temurun, dan pandangan hidup fatalis yang menyerahkan diri kepada kekuasaan alam semesta dan Tuhan, dan
6.       Hubungan social di antara berbagai golongan masyarakat masih bersifat feudal. Berbagai ciri ini sangat mempengaruhi prospek pembangunan ekonomi suatu negara.
Ketidak seimbangan pasar di timbulkan oleh kekurangan pengetahuan masyarakat tentang keadaan pasar. Para pekerja tidak mengetahui adanya kesempatan kerja yang lebih baik di sector atau di daerah lain, para petani tidak mengetahui adany acara-cara berproduksi yang lebih baik dan para pengusaha tidak tahu adanya kemungkinan untuk mengembangkan pasar  di dalam negeri maupun di luaar negeri.
Efek Dualisme Teknologi
     Di samping pengaruh dualism soaial yang menghambat pertumbuhan ekonomi di atas, selanjutnya dinyatakan pula tentang dualism teknologi yang dapat menimbulkan dua keadaaan yang mungkin mempengaruhi lajunya tingkat pembangunan ekonomi.
3.       Di dalam keadaan di mana dualism teknologi sebagai akibat demikiannya modal asing atas sector modern, sebagian besar keuntungan yang diperolehkan di bawah ke luar negeri.
4.       Dan yang lebih serius akibat dari yang pertama, dulisme teknologi akan:
d.      Membatasi kemampuan sector modern untuk meembuka kesempatan kerja.
e.      Membatasi kemampuan sector pertanian untuk berkembang dan
f.        Memperburuk masalah pengangguran.  
Efek lingkaran perangkap kemiskinan terhadap pembangunan ekonomi
Yang dimaksud dengan lingkaran perangkap kemiskinan, adalah serangkaian kekuatan yang saling mempengaruhi secara sedemikian rupa sehingga menimbulkan keadaan dimana suatu negara akan tetap miskin dan akan tetap mengalami kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi. Teori ini terutama dikaitkan kepada nama Nurkse, seorang ahli ekonomi yang merintis penelaahan mengenai masalah pembentukan modal di negara berkembang. Nurkse mengemukakan teorinya tersebut sebagai suatu landasan untuk menjelaskan tentang perlunya dilaksanakan strategi pembangunan seimbang di negara berkembang. Disatu pihak pembentukan modal ditentukan oleh tingkat tabungan, dan di lain pihak perangsang untuk menanam modal. Di negara berkembang kedua faktor itu tidak memungkinkan dilaksanakannya tingkat pembentukan modal yang tinggi. Jadi menurut pandangan Nurkse, terdapat dua jenis lingkaran perangkap kemiskinan yang menghalangi negara berkembang mencapai tingkat pembangunan yang pesat: dari segi penawaran modal dan dari segi permintaan modal.
Tiga bentuk perangkap kemiskinan
        Dari segi penawaran modal lingkaran perangkap kemiskinan dapat dinyatakan secara berikut. Tingkat pendapatan masyarakat yang rendah, yang di akibatkan oleh tingkat produktivitas yang rendah, menyebabkan kemampuan masyarakat untuk menabung juga rendah. Ini akan menyebabkan tingkat pembentukan modal yang rendah. Keadaan yang terakhir ini selanjutnya akan  menyebabkan suatu negara kekurangan barang modal dan dengan demikian tingkat produktivitas akan tetap rendah dari segi permintaan modal, corak lingkaran perangkap kemiskinan mempunyai bentuk yang agak berbeda.
Hubungan antara ketiga perangkap kemiskinan
      Analisis mengenai penghambat pembangunan yang baru di uraikan, maka pada hakikatnya teori lingakaran perangkap kemiskinan berpendapat bahwa: (i) adanya ketidakmampuan mengerahkan tabungan yang cukup; (ii) kurangnya rangsangan melakukan penanaman modal: dan (iii) rendahnya taraf pendidikan, pengetahuan dan kemahiran  masyarakat, merupakan tiga faktor utama yang menghambat terciptanya pembentukan modal dan perkembangan ekonomi.
Kritik terhadap teori perangkap kemiskinan
     Pandangan yang mengemukakan tentang faktor-faktor yang menhambat pembangunan dalam bentuk lingkaran perangkap kemiskinantelah di kritik oleh Bauer. Ia sama sekali tidak dapat menerima pandangan-pandangan yang di nyatakan dalam bentuk teori tersebut. Intinya kritik Bauer mengatakan adalah tidak benar bahwa negara berkembangan terjeratdalam suatu lingkaran perangkap kemiskinan stagnasi. Menurut Bauer pandangan seperti itu mengandung beberapa masalah, yaitu variable-variabel yang di nyatakan atau tersirat yang di pandang sebagai penghambat pembangunan. Oleh Baur ia tetap yakin akan pendapat ahli-ahli ekonomi klasik yang menyatakan bahwa hubungan ekonomi internasional sangat menguntungkan negara-negara yang relative miskin. 



Hambatan Pembangunan faktor luar Negeri

v  Ekspor dan Pembangunan Ekonomi: Pandangan Ricardo
Sejak beberapa abad lalu ahli ekonomi telah menelaah peranan ekspor dalam pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan Masyarakat. Beberapa ahli ekonomi pada masa itu, seperti Ricardo, smith, dan mill telah menunjukan bahwa perdagangan luar negeri dapat memberikan beberapa sumbangan yang pada akhirnya akan dapat mempercepat perkembangan ekonomi suatu Negara.
·         Inti pandangan Ricardo
David Ricardo telah menyatakan bahwa sumber daya yang ada dalam suatu Negara sudah sepenuhnya digunakan dan kegiatan produksi Negara tersebut tidak lebih efisien dari Negara lain, perdagangan Luar Negeri dapat mempertinggi tingkat komsumsi dan tingkat kesejahteraan masyarakat.
·         Pandangan Ricardo Analisis cara grafis
Keuntungan yang dinikmati oleh sesuatu Negara dari adanya perdagangan luar Negeri dapat ditunjukan menggunakan gambar yaitu seperti gambar 1 :                                                                                                                                                                               




Barang
Industri

Gambar 1. Keuntungan Perdagangan Melalui Spesialisasi


                C

                A

                c
Y2
                                    C

                b
P
D

                a
Y

                q
Y1

P

O
Barang Pertanian


Q

X1

X0



Dalam gambar 1, tingkat kepuasan yang ditunjukan oleh kurva c lebih tinggi dari pada yang ditunjukan oleh kurva b, sedangkan tingkta kepuasan yang ditunjukan oleh kurva b lebih tinggi dari pada yang ditunjukan kurva a.

·         Ekspor dan Pembangunan Ekonomi pandangan Smith dan Mill
Ada dua keuntungan dari mengadakan hubungan ekonomi dengan Negara lain yaitu dapat memperluas pasar dan memperloh teknologi yang lebih baik dari pada yang di dalam Negeri.
Adam Smith menjelaskan
1.       Dengan adanya perdagangan luar Negeri, Negara dapat memproduksi barang-barang yang sudah tidak dapat dijual lagi di dalam Negeri akan tetapi masih dapat dijual keluar Negeri.
2.       Perluasan menjelaskan bahwa perluasan pasar yang terjadi akan mendorong sector produktif untuk menggunakan teknik produksi yang lebih tinggi produktifitasnya.
Smith dan Mill berpendapat bahwa perluasan pasar yang di akibatkan oleh perdagangan luar Negeri akan menurun dilaksanakannya perbaikan-perbaikan teknologi yang digunakan oleh proses produksi.

Doktrin (Teori) Ven for Surplus
Perhatikan gambar 2 kurva PQ adalah kurva batas produksi. Dalam gambar 2 sebelum perdagangan dilakukan tingkat produksi ditentukan oleh titik A. berarti sumberdaya yang terdapat dalam Negara itu belum sepenuhnya digunakan. Keadaan seperti ini disebabkan permintaan terhadap barang-barang yang dapat dihasilkan dalam Negeri, yaitu barang pertanian dan barang industry adalah kurang dari kemampuan masyarakat tersebut untuk mengasilkannya.





Gambar 2 Doktrin Ven for Surplus






                               







Dalam Gambar 3. Kurva PQ merupakan kurva batas produksi sebelum perdagangan luar Negeri dilakukan. Selanjutnya dimisalkan sumberdaya-belum sepenuhnya digunakan, dengan demikian tingkat produksi ditentukan oleh titik yang terletak dibawah kurva PQ, misalnya oleh titik M.






Gambar 3. Doktrin Productivity
Barang Industri
                                                          
S2
P1
T
N2
P
R
 
M
S1
N1
Barang Pertanian
O
Q1
Q


Pandangan teori Ricardo dengan teori smith dan mill
Menurut Ricardo, produksi barang yang dapat diekspor hanya dapat ditambah dengan memindahkan sebagai faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang yang dapat diimpor.
Menurut Smith dan Mill,lebih mencerminkan keaadaan yang terdapat dan dihadapi Negara berkembang.
Efek Struktur Ekspor Kolonial terhadap Pembangunan
Struktur Ekspor Kolonial adalah strukut els[or suatu Negara yang memiliki tiga cirri poko yaitu:
1.       Sebagai besar barang-barang yang di ekspor merupakan hasil industri primer (pertanian, pertamangan, kehutanan, dan perikanan) dan masih merupakan bahan mentah.
2.       Jenis-jenis barang yang di ekspor sangat terbatas
3.       Sektor ekspor pada mulanya dikembangkan terutama oleh perusahan-perusahan yang berasal dari Negara penjajah
Ciri-ciri diatas merupakan sector ekspor dikebanyakan Negara berkembang pada ketika baru mencapai kemerdekaan. Beberapa ahli ekonomi, terutama Myrdal, Myint, prebisch, singer, dan meier, telah menunjukan cirri-ciri sector ekspor tersebut, tidak dapat memberikan sumbangan yang memuaskan untuk mempercepat pembangunan ekonomi.
Proses Sebab-akibat Kumulatif
Teori yang dikemukakan oleh Myrdal ini mengemukakan sebab-sebab dari bertambah memburuknya perbedaan tingkat pembangunan diberbagai daerah dalam suatu Negara. Teori tersebut menjelaskan tentang sebab-sebab terjadinya jurang pembangunan antara Negara-negara miskin dan Negara kaya.

Pola Proses Sebab-akibat Kumulatif
Menurut Myrdal, pembangunan didaerah yang lebih maju akan menciptakan beberapa keadaan yang akan menimbulkan hambatan yang lebih besar bagi daerah yang terbelakang untuk berkembang.
Tahap pembangunan dan proses Sebab-Akibat
Sebab akibatnya timbul dorongan untuk melaksanakan dsn mengembangkan kegiatan ekonomi didaerah-daerah lain. Pandangan mirdal di atas bahewa selama daerah yang lebih kaya belum mengalami kongesti, atau selama belum timbul berbagai factor yang dapat menciptakan disekonomis ekstern didaerah tersebut, mekanisme pasar tidak akan dapat menyeimbangkan tingkat perkembangan diberbagai daerah.
Gambaran Grafis Pandangan Myrdal
Myrdal menggunakan gambar 4. Dalam gambatran 4a. ditunjukan keadaan didaerah kaya dan gambar 4b. menujukkan keadaan di daerah miskin. Pada masing-masing gambar tegak menunjukan besarnya upah dan sumbudatar menunjukan jumlah tenaga kerja yang digunakan.
Gambar 4. Pengaruh perpindahan tenaga kerja terhadap pembangunan di berbagai daerah.

(a)   
D2
Daerah kaya                                                               (b)  Daerah miskin
S1
S
D1
upah                                                                                                      Upah
S
Sm
D
D
UK3
UM1
Dm
UK2
UK1
UM0
UK0



             0
       Tenaga kerja

0
0
                                                                               
0                                                                                            
       Tenaga kerja